Lombok Tengah – Lombok di kenal dengan ragam keindahan Destinasi Wisata dan kecantikan budaya yang sering disorot oleh Wisatawan Luar maupun dalam negri seperti salah satu tempat Budaya yakni Desa Sade, (9/8).
Sade yang dulunya merosot pengunjung, namun dimasa pandemi wisata sade semakin berkurang

Kampung Sade terletak di Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah penduduk sebanyak 700 lebih serta terdapat 150 Kepala keluarga
Untuk menuju Kampung tersebut, Netizen cukup membutuhkan waktu sekitar 40 menit, sehingga bisa menikmati suasana gubuk anyaman tinggi dan pedagang tekstil.
Seorang pemandu Adat menjelaskan, Desa Sade disebut sebagai Bale Tani karena masyarakatnya rata-rata Bertani, uniknya semua rumah dirawat menggunakan kotoran Sapi selama seminggu sekali guna memperkokoh bangunan, sebagai penolak balak penyakit, serta menghindari ganggun nyamuk dan lalat,” Tegas Amak Eva
Kampung Sade terkemas unik di Lombok ini dipimpin oleh Jero Keliang atau disebut dengan Kepala Dusun.
Berbicara pernikahan, kampung tertua di Lombok ini memiliki ciri tradisi, budaya masih bertahan, masyarakat sade rata-rata menikah besama sepupu dengan adat cukup kuat seperti menggunakan Kawin Culik tanpa harus melamar.
“Artinya si cewek dilarikan tanpa diketahui orang tua, uniknya pengantin cewek diharuskan bisa membuat kain tenun,” Terang Amak Eva
Sebab Desa Sade dipenuhi aksesoris dan kain berbagai macam motif mulai dari tenun, selendang, kalung, gelang, dan aksesoris lombok lainnya

Amak Eva Menambahkan Untuk membuatan kain songket tidak begitu mudah, mulai dari selendang anak-anak bisa di proses hingga satu minggu dengan harga jual Rp.150.000 sampai Rp.200.000. Namun kain songket bisa di proses selama 2 bulan dengan harga Rp.1000.000 sampai Rp.2000.000,” Terangnya
Sementara itu, kampung Sade sebagian besar melahirkan dirumah sendiri, namun saat merasa kesulitan langsung dibawa ke dukun beranak.
“Ada tampilan baru dari desa Sade
Disebut sebagai Pelunggu, Artinya sebagai tempat tertinggi di Desa Sade dan digunakan oleh kepala Desa untuk melihat suasana kampung, namun di zaman kerajaan pelunggu digunakan oleh prajurit untuk menjaga kampung, Terdapat rumah kecil dengab sebutan Bale Kodong, dan bangunan tertinggi di sebut Pelunggu,” Tutup Amak Eva sebagai Pemandu Adat Desa Sade